Tiga

Tiga tahun.

Bukan waktu yang singkat untuk saling mengenal.

Tiga tahun.

Bukan waktu yang singkat untuk saling memahami satu dengan yang lain.

Dari tiga tahun ini aku belajar.

Aku belajar menjadi “sosok” untuknya.

Belajar menjadi pohon yang kuat,

tempatnya berkeluh kesah.

Namun,

tiga tahun itu telah usai.

Sudah ada lembaran baru dalam hidupku.

Ntah apa yang akan terjadi esok, lusa, bahkan malam ini sekalipun.

Aku tak bisa menebaknya.

Dengan berjalan di usia kepala dua ini.

Sudah saatnya aku menanti.

Menanti untuk “sosok” yang pantas dinanti.

Bukan saatnya untuk bermain hati.